SAMPAH
Sampah merupakan pengotor yang berpotensi menyebabakan penurunan tingkat kelestarian Candi Borobudur. Untuk menanggulangi menurunnya tingkat kelestarian Candi Borobudur maka Balai Konservasi Borobudur melakukan monitoring pengotoran sampah pada struktur dan halaman candi. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui volume dan sebaran sampah pada zona I Candi Borobudur. Apabila sudah diketahui volume dan sebarannya maka tidak lanjut dan upaya penanganan sampah akan secara teknis disusun untuk meminimalisir pengaruh sampah pada struktur Candi Borobudur. Pada monitoring pengotoran sampah observasi dilakukan dengan mengumpulkan sampah yang berada pada halaman dan struktur Candi Borobudur. Sampah-sampah yang dibuang oleh wisatawan baik yang berada pada tempat sampah maupun yang berserakan di halaman dikumpulkan ke dalam karung penampungan sampah. Setelah dikumpulkan kemudian dihitung jumlah sampah keseluruhan dengan satuan m3. Sampah yang telah terkumpul kemudian dipisahkan antara sampah mudah terdegradasi dan sampah tidak mudah terdegradasi. Sampah yang mudah terdegradasi terdiri daun-daunan, bangkai hewan, maupun kotoran organik yang berasal dari aktivitas mahkluk hidup. Sedangkan sampah yang tidak mudah terdegradasi adalah sampah yang terdiri dari plastik, kertas, tisu, puntung rokok, permen karet, dll. Hal ini dikarenakan perlakukan dari kedua sampah tersebut berbeda dalam proses selanjutnya. Sampah plastik dinilai lebih mempunyai nilai ekonomis.