RAJA SIAM CHULALONGKORN
Adalah Raja Dinasti Chakri yang ke-5. Nama panjangnya yaitu Phra Bat Somdet Phra Poramintharamaha Chulalongkorn Phra Chunla Chom Klao Chao Yu Hua, Phra Chulachomklao Chaoyuhua atau juga disebut Rama V. Raja Siam Chulalongkorn yang lahir 20 September 1853 dan meninggal 23 Oktober 1910 di usia 57 tahun. Ia dianggap sebagai salah satu raja terbesar Siam. Pada kekuasaannya terjadi modernisasi Siam dan reformasi sosial. Karena Siam terancam akan ekspansi Barat, Chulalongkorn, melalui kebijakannya, berhasil menyelamatkan Siam dari kolonisasi. Semua reformasinya dilakukan untuk keselamatan Siam di tengah kolonialisme Barat, sehingga Chulalongkorn memperoleh julukan Phra Piya Maharaj.
Raja Rama V dari Kerajaan Siam pernah tiga kali mengunjungi Pulau Jawa. Masing-masing tahun 1871, 1896, dan 1901. Perjalanan luar negeri Chulalongkorn yang pertama berlangsung dari tanggal 9 Maret 1871 sampai 15 April 1871. Saat itu usia Chulalongkorn masih 18 tahun. Tujuan perjalanannya adalah semacam untuk belajar dan menyaksikan langsung kehidupan masyarakat di negara lain dan belajar tata pemerintahan negara-negara tetangganya. Pada perjalanan pertama Rama V menggunakan kapal kerajaan, Pitthayamronnayuth yang bertolak dari Bangkok dan membawa 208 orang penumpang. Rute perjalanan melewati dan mampir ke Singapura lalu menyusuri pantai timur Sumatra sampai masuk wilayah Kepulauan Seribu dan akhirnya, Batavia. Di Batavia, Rama V disambut oleh banyak pejabat pemerintahan Hindia Belanda. Setibanya kembali di Siam, Rama V memerintah untuk dibuatkan dua buah patung gajah berbahan perunggu. Masing-masing patung ini dikirimkan ke Singapura dan Batavia sebagai tanda terima kasih atas sambutan hangat yang diterima oleh Rama V selama berada di kedua kota itu. Di Batavia patung gajah ditempatkan di halaman Museum Nasional dan masih berdiri tegak sampai sekarang. Karena keberadaan patung ini juga Museum Nasional sering disebut Museum Gajah.
Pada perjalanannya yang kedua tanggal 25 Juni 1896, rombongan Rama V berangkat dengan kereta api menuju Maos untuk kunjungan ke Cilacap. Setelah mengunjungi Cilacap, Rama V menuju Yogyakarta, mengunjungi Candi Kalasan, Candi Sari, dan Candi Prambanan yang masih terkubur sebagian. Sesampainya di Candi Prambanan Rama V meragukan urutan pemasangan relief yang saat itu sedang mengalami restorasi, karena berbeda dengan relief yang terdapat di Kuil Emerald di Bangkok. Rama V juga mendatangi Tamansari yang rusak akibat gempa pada 1867, ke Kedu untuk melihat Borobudur. Pada kunjungan di Candi Borobudur, Rama V sampai tiga hari berturut-turut datang ke sana dan memeriksa hampir semua detilnya serta membuat banyak catatan. Pada catatan perjalanan Rama V juga disampaikan bahwa pada tanggal 2 Juli 1896, Raja Siam mengunjungi Candi Borobudur di pagi hari untuk memilih stupa yang ingin dibawa pulang dan memahatkan inisialnya di Candi Borobudur. Siang harinya ke Candi Mendut yang berjarak 30 menit dari Candi Borobudur.