MIKROTREMOR
adalah getaran tanah yang sangat kecil dan terus menerus yang bersumber dari berbagai macam getaran seperti lalu lintas, angin, getaran lalu lintas kendaraan, mesin-mesin industri, gelombang laut, aktivitas manusia dan getaran alamiah tanah.
Mikrotremor dapat juga diartikan sebagai getaran harmonik alami tanah yang terjadi secara terus menerus, terjebak dilapisan sedimen permukaan, terpantulkan oleh adanya bidang batas lapisan dengan frekuensi yang tetap, disebabkan oleh getaran mikro di bawah permukaaan tanah dan kegiatan alam lainnya. Mikrotremor mempunyai frekuensi lebih tinggi dari frekuensi gempabumi, periodenya kurang dari 0,1 detik yang secara umum antara 0.05 – 2 detik dan untuk mikrotremor periode panjang bisa 5 detik, sedang amplitudenya berkisar 0,1 – 2,0 mikron.
Penelitian mikrotremor dapat mengetahui karakteristik lapisan tanah berdasarkan parameter periode dominannya dan aktor penguatan gelombangnya (ampliikasi). Mikrotremor ini sering digunakan dalam bidang prospecting untuk perancangan bangunan tahan gempa, dan juga untuk penyelidikan struktur bagunan terhadap kerusakan akibat gempa (Kanai, 1983).
Pengukuran mikrotremor menggunakan seismograf khusus yang disebut mikrotremormeter, yaitu dua pengukuran yang pertama, yaitu pengukur amplitudo dan periode. Saat ini pengukuran mikrotremor dengan seismograf tipe digital periode bebas (digital broadband seismograph) yang dilengkapi program analisis spektrum.
Pengukuran mikrotremor penting dilakukan pada cagar budaya untuk memonitor stabilitas strukturnya, termasuk Candi Borobudur maupun Candi Mendut dan Candi Pawon.