adalah kondisi munculnya air yang merembes pada permukaan dinding Candi Borobudur yang berrelief secara tidak wajar. Konstruksi Candi Borobudur setelah pemugaran sudah mengendalikan air dengan baik, air dari dalam bukit sudah tidak dapat keluar ke permukaan dinding karena telah ditahan secara efektif oleh lapisan kedap air layer C dan layer B. Sedangkan air hujan yang jatuh ke lantai akan masuk se saluran drainase.

Pada bagian bawah langkan terdapat layer B yang ditinggikan untuk menahan air dari lantai keluar ke permukaan dinding. Air yang terkumpul pada lantai drainase disalurkan ke saluran drainase. Pada bagian dasar pagar langkan terdapat layer B yang melindungi dinding dan sekaligus sebagai penahan (”tanggul”) air pada lantai drainase agar tidak mengalir ke dinding.


Kebocoran yang saat ini terjadi pada dinding candi Borobudur dimungkinkan berasal dari kurang sempurnanya lembaran lead atau dari ”tanggul” layer B yang retak (bocor). Lembaran lead yang tidak efektif menahan air disebabkan karena pemasangan yang tidak lengkap (utuh), dan sebagian sengaja dibuat lubang pada saat pemugaran.

Rembesan dari kebocoran tersebut dapat menyebabkan berbagai jenis pelapukan material baik kimia maupun biologis. Gejala yang dapat dijumpai adalah terjadinya endapan garam dan tumbuhnya jasad algae dan lumut. Rembesan yang terjadi tersebut harus ditangani agar tidak menyebabkan pelapukan lebih lanjut.


Kegiatan penanganan kebocoran Candi Borobudur