adalah suatu batang keras yang terbuat dari logam atau bahan lainnya yang berfungsi mengukuhkan sambungan antara dua benda yang disatukan. Penggunaan angkur banyak dilakukan pada penyambungan batu dengan ukuran yang cukup besar, misalnya pada penyambungan leher arca yang patah. Tanpa adanya angkur, sambungan dapat lepas kembali karena perekat yang digunakan tidak cukup kuat dalam jangka panjang. Pemasangan angkur dilakukan dengan membuat lubang bor pada bagian tengah dari kedua bidang yang disatukan, kemudian angkur dimasukkan ke dalamnya. Posisi kedalaman angkur diatur agar terbagi secara proporsional pada kedua benda yang disambung, angkur pada lubang bor direkatkan dengan perekat yang sesuai. Bahan angkur umumnya dari logam yang tidak mudah berkarat, misalnya kuningan atau stainless steel. Saat ini berkembang angkur modern yang terbuat dari bahan polimer (fiber). Ukuran angkur disesuaikan dengan ukuran benda yang akan disambung, mulai dari diameter beberapa milimeter hingga mencapai 3 cm.

Di Candi Borobudur, angkur terutama digunakan pada penyambungan batu. Balok batu yang pecah dilekatkan kembali dengan perekat menggunakan angkur sebagai penguat. Penguat angkur sangat diperlukan karena balok batu yang terpasang di Candi Borobudur saling menopang dan mengkait satu sama lain, sehingga memerlukan kekuatan agar tidak pecah kembali.


Pemasangan angkur pada proses penyambungan kepala arca